CONTACT US
Lets share some love updates
Mom Inner Journey
Mom Inner Journey

Menjadi Ibu dan Biru

Share:

Oleh Irnanur Syahbanu

Menjadi ibu itu adalah..

Menjadi ibu itu pilihan, dan kalau sudah memilih jadi ibu, diterima saja paketnya (sessa xuanthi, strong mom from three child)

menjadi ibu itu seperti roller coaster (Brenda Vitri, teacher)

menyenangkan dan pusing kalau menurut saya (Sinta, owner of Kent_bento)

terrific but amazing at the same time (Mega, MC)

Bahagia banget dan cape banget (Tita Djumaryo, Ganara art founder)

menjadi ibu buat saya penuh kejutan (Windy, amazing mom and doula)

Every mom have their own problem, dan masing-masing selalu mencari jalan untuk menemukan dirinya kembali setelah dunianya berubah dengan hadirnya sang buah hati. Working mom maupun fulltime mom sama saja, sama-sama mengalami jungkir baliknya dunia. Ada yang cepat kembali dan merasa tidak pernah mengalami stressnya jadi ibu baru, ada yang masih mencoba memahami keadaan & mengalami baby blues syndrome atau postpartum depresi berkepanjangan. Ada juga yang denial dengan keadaannya, bahkan merasa harus jadi super mom sehingga malu untuk sekedar menangis. Segala rupa dan sejuta rasa menjadi seorang ibu.

Setelah melahirkan menjadi masa yang paling sensitif buat saya. Apapun yang orang katakan tentang diri dan bayi Saya, pasti jadi pikiran dan bikin galau. Kalau di lirik lagunya christina Aguilera ada kalimat “yes words can bring me down”. That’s me! Saat itu sering downjust because of what people say.

Saya didiagnosa hepatitis B, sehingga bermasalah dengan proses pemberian ASI. Bayi Saya , Zidan, harus minum susu formula di awal hidupnya, saya bolak-balik tes darah dan cek kesehatan di Klinik Hati milik Prof. Ali di daerah Cideng. Ketika akhirnya boleh memberikan ASI, harus ASI perah karena khawatir ada luka kecil pada saat menyusui. Judgement datang dari keluarga dan teman semakin menambah kesedihan. Tak lama setelah itu ternyata bayi Baya alergi ketika harus menyusu melalui dot, dia batuk dan pilek. Dokter Tiwi menyarankan supaya berhenti memberikan dot, dan susui secara langsung.

Belum habis sampai di situ, si bayi tidak mau latching, boro-boro nempel, disodori sedikit saja dia mengamuk dan menangis. Bingung puting. Itu yang dialami si bayi. Jadilah saya latihan menyusui di RS Bunda – Menteng. Seminggu belajar menyusui,kami berhasil melewatinya. Selesai masalah? belum! Anak saya alergi diary food, seafood dan telur. Kalau saya habis makan makanan tadi, Zidan langsung kolik, kulitnya merah-merah, timbul seperti bisul di kepala, dan menangis sepanjang hari sepanjang malam. Akhirnya, Saya hanya makan ikan tawar, daging dan sayuran. Tidak boleh makan roti, kue dan apapun yang mengandung diary serta telur. Serba susah kalau mau makan di restoran. Sesuatu yang tidak pernah para ibu duga sama sekali adalah tantangan-tantangan ini. Setiap saat Saya mencoba menikmati, ikhlas dan bersyukur bahwa masih banyak ibu yang ujiannya lebih besar, tapi saya tetap merasakan kepenatan dan ingin menangis.

Selsaikah urusan? Belum. Berat badan anak saya yang sulit sekali naik di bulan ke 5. Katanya ASI saya kurang, jadi harus dicek berapa mili ASI perah saya, dan berikan sesuai kebutuhan usia si bayi, lewat cup feeder atau lewat dot. Sayangnya anak saya sudah tidak mau lagi pakai dot atau cup feeder. Dia hanya mau menyusui langsung. Dampaknya berat badan si anak sulit naik. Tapi yang membuat tenang serta bersyukur, perkembangan motorik kasar dan halusnya sangat baik.

Karena kejadian-kejadian tadi, membuat saya merasa gagal melewati masa ASI yang harusnya eksklusif. Ya memang saya hanya memberikan ASI ketika dia melewati dua minggu pertamanya dengan susu formula, tapi ketika 5 bulan menuju 6 bulan beratnya stuck, saya sedih sekali. Saya berpikir Pasti karena saya asik dikejar dateline pesanan kue, lupa makan bergizi, banyak makan instan dan sedikit minum dan jarang vitamin. Terus-menerus menyalahkan diri sendiri. Saya jadi membandingkan anak sendiri dengan anak lain, namun sedih kalau mendengar orang lain yang membandingkan anak saya dengan anak yang lain.

Saya sendiri mengalami fase baby blues, tapi saya termasuk yang denial. Karena yang pernah saya dengar, kekuatan ada pada pikiran. Jadi waktu itu saya berpikir yang saya alami bukanlah baby blues, itu pasti hanya kelelahan, hanya kurang tidur, makanya saya sensitif dan emosinya kurang stabil. Saya berpikir kalau saya jadi mudah nangis itu pasti karena kaget dan bingung apa yang harus dilakukan kalau bayi saya begini, harus bagaimana kalo bayi saya begitu. Saya nggak mau jadi perempuan drama, karena KATANYA (lagi-lagi katanya) to much drama will hurt you. Hahaha. Tapi gimana lagi dong? itu yang pernah saya rasa dan saya lewati.

Waktu itu Ingin curhat dengan teman sesama ibu, tapi saya ragu, kenapa? karena tidak semua ibu mengalami hal seperti saya, curhat dengan orang tua, jawabannya “ya memang begitu jadi ibu, pasti capek“, curhat dengan suami “sudah nikmati saja keadaannya”, padahal yang dibutuhkan saat itu hanya pengakuan sebatas kata “oh gitu.. iya sih.. sabar ya kamu bisa, you are a good mom, a strong mom“.

Sekarang, ketika anak saya sudah 2 tahun , saya baru merasakan bagaimana menjadi ibu adalah anugerah dan nikmat yang tak terkira. Saya merasa bahwa ibu itu harus tetap happy, kuat mental dan percaya diri, for the better next generations.

Teman Sesama Ibu

Punya teman senasib dan sepngalaman itu perlu loh, supaya kita yang seorang ibu nggak merasa sendirian menghadapi satu masalah. Saya bertemu dengan Ashtra Effendy karena pernah diajak teman saya, yaitu mba Niken Widowaty untuk nonton bareng dengan haloibu.id. Halo ibu ini mewadahi cerita para ibu. Salah satunya yang pernah merasakan baby blues syndrom atau postpartum depression seperti Ashtra. Berdasarkan latar belakang pribadinya, Ashtra menciptakan ruang bagi para ibu untuk mengungkapkan apa yang dirasakan tanpa malu dan takut untuk dihakimi.

Art For Happy Mom

foto : @meganovelia

Senin, 17 Oktober 2016 kemarin, saya dapat free space untuk ikut serta dalam monthly event nya haloibu dan ganara art space yang dibentuk oleh mba Tita Djumaryo, “ART FOR HAPPY MOM” di Jalan Kemang Raya No.8B. Di acara ini kami para ibu melakukan kegiatan seni yaitu water painting, sambil curhat dari masing-masing peserta dengan tujuan stress release. No filter ya yang pasti, jadi saat itu kita para ibu bisa cerita tentang apa saja pengalaman susah, senang, sedih yang pernah dirasakan ketika akan dan setelah melahirkan seorang anak.

Mba Tita Djumaryo founder Ganara berpikir bahwa semua orang tentunya butuh refreshing, khususnya para ibu. Baik full time mom, maupun working mom, mereka butuh ruang untuk menghibur diri, membahagiakan diri, di sela-sela mengurus anak dan keluarga. Art activity memang bukan satu-satunya cara untuk menghibur diri, tapi menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi kepenatan, dan sejenak melupakan rutinitas seorang ibu.

Peserta Art For Happy Mom foto : @meganovelia

Peserta Art For Happy Mom
foto : @meganovelia

Oh iya, surprisingly, di acara ini kedatangan Amanda Valani dan tim dari program 360 METRO TV. Saya kira saat itu Amanda datang hanya sebagai peserta, tapi ternyata datang untuk covering and recording the moment. Terimakasih banyak Amanda dan tim 360 Metro TV yang sudah menggodok serta merangkum isu “memahami ibu” menjadi sebuah suguhan informasi yang sangat menarik and of course, bagus untuk disaksikan pemirsa Indonesia, especially IBU.

Berbagai cerita yang saya simak, beragam pengalaman yang dirasakan masing-masing ibu, membuat saya berpikir bahwa seorang ibu itu manusia yang kuat dan sesungguhkan begitu penyabar. Namun ibu juga hanyalah manusia biasa yang tentu saja boleh menangis, boleh berkeluh kesah dan berhak atas perasaan bahagia. Dan tidak kalah penting,kebahagiaan itu juga didukung oleh dan datang dari suami, orang tua serta sahabat.

Saat saya mengikuti Art For Happy Mom diliput oleh 360 Metro TV

Saat saya mengikuti Art For Happy Mom diliput oleh 360 Metro TV

Karena kalau kita sudah “take care of your self”, you can give the best person of you to your child, to your partner, to everyones around you (Ashtra Effendy, Founder Haloibu.id)

Everyone can be judge and make a judgement about your self mom, but your lovely child, your sincery family & friends will always pray and always by your side. Selamat menjalankan peran ibu wahai ibu, stay happy and enjoy the world, mommies!

 

jadi ibu itu membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi (Lydia, mom from sweet little girl)

menjadi seorang ibu adalah kekuatan dan juga ketegaran (Melati Dewi, Languis & strong single parent )

 

Irna

Cakes Enthusiat and mommy from lovely son Zidan Mikail

Related
Melahirkan Buku “Halo Ibu, Apa Kabar?”
Halo Ibu, Apa kabar?
Self Awareness dengan Rollerskool
Tags: apa itu baby blues, apa itu postpartum depression, baby blues, Featured, postpartum depression, ppd
No Comment
Leave a comment!
Your Name*
Your Email*
Your Website
Your Comment
@haloibuid